Do’a Tolak Sihir Atau Jin

Membaca adzan 1 kali di telinga orang yang sakit sambil memegang benjolan yang ada pada pangkal lengan atau persendian, diteruskan dengan membaca ayat:

وَ قُلْ جَاءَالْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوْقًا, وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَلاَ يَزِيْدُالظَّالِمِيْنَ إِلاَّ خَسَارًا

Do’a ini diriwayatkan oleh KH. R. Abdullah Afandi Munawwir

Sumber: Almunawwiriyyah; Wirid Dan Do’a Sesepuh Krapyak

Keutamaan Bulan Rajab

Bulan Rajab diambil dari kata rojaba, (ارجبوعن القتال  بمعنى كفوا عنه), kemudian juga rojaba mempunyai makna ‘adhim (agung), hal ini karena bangsa Arab mengagungkan bulan ini dengan tidak berperang pada bulan ini.

Selain itu, ternyata bulan Rajab ini juga mempunyai dua julukan, yaitu al-Aṣab (pencurahan) dan al-Asham (tuli). Disebut al-Ashab karena pada bulan itu rahmat turun tumpah ruah kepada umat nabi Muhammad. Sedangkan disebut al-Aṣam karena pada bulan itu tidak terdengar suara peperangan dan suara bergeseknya pedang.

Baca: Wirid Segala Hajat

Dalam Kitab Lathaifut Thaharah wa Asrarus Sholat karya Mbah Sholeh Darat halaman 83-88 dituliskan bab khusus tentang “Bab Fadlilah Rajab”. Kitab yang ditulis dengan pegon dan diterbitkan oleh Thoha Putra Semarang ini sangat detail menjelaskan keutamaan Rajab merujuk pada hadits Nabi. KH. Sholeh menjelaskan:

“Nabi bersabda: ‘Barang siapa yang mengucapkan kalimat سبحان الحي القيوم sebanyak 100 kali tiap hari pada sepuluh hari awal Rajab,  mengucap سبحان الاحد الصمد sebanyak 100 kali tiap hari pada sepuluh hari kedua, dan mengucap سبحان الرؤف sebanyak 100 kali tiap hari pada sepuluh hari ketiga, maka tidak ada orang yang bisa menghitung pahalanya”.

Hadits ini memberikan pengertian tentang bacaan atau wirid yang perlu didawamkan untuk dibaca setiap hari di bulan Rajab. Dan pahala yang didapatkan sangat banyak sekali, sehingga tidak bisa dihitung. Kemudian Nabi menegaskan bahwa siapa saja yang menjalankan puasa sehari di bulan Rajab karena Allah tanpa niat lainnya, maka akan selalu mendapatkan ridla agung Allah dan dijanjikan tempat surga Firdaus.


Sedangkan pahala puasa Rajab dua hari akan mendapatkan kelipatan dua kali hitungan semua gunung di dunia. Puasa tiga hari mendapat pahala penghalang neraka. Puasa empat hari mendapat pahala diselamatkan dari segala bala’ yang menimpa semacam junun, judzam dan barash serta diselamatkan dari fitnah Dajjal. Sedangkan pahala puasa selama lima hari akan selamat dari siksa kubur. Pahala puasa enam hari adalah jaminan wajahnya bersinar saat keluar dari qubur sebagaimana sinar rembulan tanggal empat belas.
Adapun puasa tujuh hari adalah ditutupnya tujuh pintu neraka. Untuk pahala puasa delapan hari adalah dibukakan delapan pintu surga. Pahala puasa sembilan hari adalah akan bangun dari qubur dengan memanggil kalimat لا اله الا الله dan langsung masuk surga. Dan pahala sepuluh hari berpuasa adalah jalan mulus menuju shiratal mustaqim.

Baca: Wejangan Simbah KH. Muhammad Munawwir

Mbah Sholeh Darat juga menjelaskan tentang sebuah malam mulia di dalam bulan Rajab yang disebut sebagai lailatu raghaib (ليلة رغائب). Keterangan mengenai itu diambil dari hadits:

 “Janganlah Anda sekalian lupakan bahwa dalam awal Jum’at di bulan Rajab, maka malamnya disebut lailatu raghaib ketika berada pada sepertiga malam. Saat itu para Malaikat tujuh langit dan tujuh bumi berkumpul jadi satu, di kanan kiri Ka’bah dengan disaksikan oleh Allah. Saat melihat peristiwa itu, Allah menyampaikan bahwa apa yang diminta Malaikat akan dikabulkan. Dan Malaikat meminta pada Allah untuk memaafkan hambanya yang berpuasa Rajab. Dan Allah tegas menjawab telah memaafkan semua hamba-Nya itu”.

Oleh: Tim Redaksi

Sumber: nu.or.id

Picture by muslimahnews.com

Ijazah Surah al-Fatihah Dari KH. M. Munawwir Oleh Gus Mus

Setiap orang tentunya memiliki keinginan atau hajat yang berusaha untuk diraih. Sayangnya, tidak jarang mereka salah jalan dengan mendatangi dukun atau tukang ramal untuk dimintai pertolongan. Padahal, di dalam Islam diajarkan untuk berdoa, memohon kepada Allah, agar hajat atau keinginan tersebut bisa terwujud dengan membawa kebaikan.

Ijazah adalah sesuatu amalan yang diberikan mulai dari Nabi Muhammad kepada Sahabat, sahabat kepada tabi’in, tabi’in kepada tabi’it tabi’in sampai kepada para ulama, Kiai dan para guru kita semua. Ijazah juga merupakan salah satu bentuk perizinan dari para kiai kepada para santri untuk mengamalkan satu amalan yang bermanfaat yang berkenaan dengan masalah-masalah duniawi atau masalah-masalah ukhrowiyah. Dalam mengamalkan wirid yang diijazahkan oleh para Kiai ini akan memberikan atsar, manfaat, dan barokah yang luar biasa manakala dilaksanakan sesuai dengan petunjuk.

Berbagai aneka doa telah diajarkan, baik oleh Kanjeng Nabi Muhammad maupun para ulama. Salah satu diantara doa agar mudah dikabulkan hajatnya oleh Allah adalah bacaan Surah al-Fatihah. Namun bukan sembarang bacaan Suah al-Fatihah tentunya, tapi Surah al-Fatihah yang telah diamalkan oleh para Ulama dan terbukti berhasil. Tentu pembuktian hal tersebut tidak cukup asal pembuktian, melainkan pembuktian dari orang yang terpercaya, baik dari segi keilmuan maupun hal lainnya yang mendukung. Nah oleh karena itulah ijazah ini sangat penting. Ada banyak Ulama yang bisa membuktikan hal tersebut.

Baca: Wejangan Simbah KH. Muhammad Munawwir

Salah satunya adalah ijazah Surah al-Fatihah dari KH. M. Munawwir Krapyak, pendiri Pesantren Al Munawwir Krapyak, Yogyakarta. Ijazah ini sering disampaikan oleh KH. Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus dalam beragam kesempatan. Gus Mus mendapatkan Ijazah Surah al-Fatihah tersebut ketika beliau mondok di Krapyak, dan beliau kemudian memberikan ijazah tersebut kepada masyarakat.

Berikut ijazah Suah al-Fatihah dari KH. M. Munawwir :

  • Membaca surah al-Fatihah dengan hati yang ikhlas dan yakin
  • Ketika sampai pada ayat “iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in”, dibaca 11x sambil dalam hati memohon kepada Allah apa yang menjadi keinginan atau hajat
  • Lalu dilanjutkan pada ayat berikutnya sampai bacaan Fatihah selesai

Demikian terkait ijazah surah al-Fatihah dari KH. M. Munawwir, Krapyak.  Cukup mudah untuk diamalkan tentunya. Semoga dapat dipelajari dan diamalkan semoga kita mendapat keutamaan dari Surah al-Fatihah dan dikabulkan setiap apa yang menjadi hajat kita, keluarga dan semua yang mengamalkannya.

Oleh: Tim Redaksi

Sumber: bangkitmedia.com, nu.or.id

Picture by nujateng.com

Wirid Ba’da Shalat

لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُوْلٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيْزٌعَلَيْهِمَا عَنِتُّمْ حَرِيْصٌ عَلَيْكِمُ بِا لْمُؤْمِنِيْنَ رَؤُفٌ رَحِيْمٌ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللهُ لَآاِلهَ إِلاَّ هُوَعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ

Dibaca Setelah Shalat Maghrib dan Shalat Shubuh sebanyak 7 kali.

Diriwayatkan oleh KH. Ahmad Munawwir

Oleh : Tim Redaksi

Sumber : Al-Munawwiriyyah

Picture by almunawwir.com

Wejangan Simbah KH. Muhammad Munawwir

1. Simbah KH. Muhammad Munawwir berkata : Rajinlah membaca Surat Yasin 41X jikalau engkau bermaksud akan sesuatu, bacalah Surat Yasin.

2. Simbah KH. Muhammad Munawwir berkata : Kalau ada orang sakit, maka bacakanlah Surat Al-Fatihah 41X. Setiap sampai pada lafadz وَلاَالضَّالِّينَ  tiupkanlah kepada orang itu, mulai dari pucuk kepala sampai telapak kakinya. Kalau untuk menghadapi orang lalim, setiap sampai pada اِيّاَكَ نَسْتَعِيْنُ berdo’alah di dalam hati apa yang kamu inginkan, sehubungan dengan kelaliman orang itu.

3. Simbah KH. M. Munawwir berkata : Seyogyanya kamu menghadiahkan berkah Al-Fatihah kepada segenap muslimin yang masih hidup, lebih-lebih di waktu tertimpa mara bahaya atau berperangai buruk, barangkali dapat menjadi obatnya. Seperti guru saya KH. Kholil Bangkalan pernah berkata : Jika kamu menghadiahkan Al-Fatihah jangan hanya kepada muslimin yang sudah meninggal saja, tetapi juga yang masih hidup. Syukurlah jika kepadaku pula. Sebab Rasulullah bersabda :

عُدَّ نَفْسَكَ مِنْ اَهْلِ الْقُبُوْرِ  “Anggaplah dirimu termasuk ahli kubur”

Oleh : Tim Redaksi

Sumber : Al-Munawwiriyyah

Picture by ayomondok.net

Wirid Segala Hajat

1. Membaca Surah Fatihah 3 atau 7 atau 11 atau 21 atau 41 kali, ketika membaca ayat :

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيّاَكَ نَسْتَعِيْنُ

(Dibaca ulang sesuai hitungan) ayat ini diulang dengan dihayati dalam hati kandungan ayat dan hajat yang dikehendaki.

2. Membaca sholawat Nariyah 4444 kali

(Riwayat masyhuroh dari Simbah KH. Muhammad Munawwir)

3. Membaca Al-Fatihah dihadiahkan untuk baginda Nabi dan seluruh muslimin dan muslimat, lalu membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas, kemudian ditutup dengan membaca sholawat sebanyak-banyaknya.

(Dari H. Hilmy Muhammad dari KH. Zainal Abidin Munawwir)

Oleh : Tim Redaksi

Sumber Al-Munawwiriyyah

Picture by dalamislam.com