Alif Lam Mim, Mencoba Mengungkit Rahasia Tuhan

Melihat pengunjung angkringan yang tadinya ramai sudah reda ki Ageng Margajul bersama tiga santrinya kembali membentuk lingkaran diskusi untuk melanjutkan kajian kemarin. Mereka membuka kitab masing-masing, menatap dalam-dalam, Dan…

الم

“Hanya tuhan yang mengetahui maknanya….”

Sidul membaca pembukaan surat al-Baqarah dengan suara yang agak melengking. Agaknya ia sedang mengasah potensi yang Tuhan berikan padanya.

Selanjutnya sambil menghisap rokok Dji Sam Soe, ki Ageng Margajul mulai memberikan materi dari tafsir jalalain yang beliau elaborasi dari kitab-kitab lainnya. 

Baca: KH. Ali Maksum: Amaliah Mengirim Hadiah Pahala Untuk Mayit

“Mengenai tafsir ayat alif lam mim ini syekh Jalaludin Suyuthi gak mau neko-neko. Beliau hanya menyampaikan bahwa, hanya Tuhanlah yang mengetahui arti dari ayat ini. Penafsiran yang seperti ini merupakan metode yang dipakai oleh ulama salaf yang memasukan ayat tersebut ke dalam kategori ayat mutasyabihat, yakni ayat yang memiliki makna samar dan ambigu. Menurut mazhab salaf kategori ayat ini hanya diketahui oleh Allah maknanya”.

Ki Margajul terdiam sejenak untuk meneguk kopi hitam buatan muridnya, Salikin. Setelah lepas dahaga ia kembali melanjutkan keterangannya. Mengenai penafsiran alif lam mim sebenarnya banyak sekali ulama yang berpendapat. Salah satunya dari mazhab ulama salaf yang dipakai Imam Suyuthi.

Menurut Ibnu Ajibah, dalam tafsir Al-Bahr Al-Madid, perumusan mengenai fawatihus suwar (huruf-huruf yang digunakan sebagai pembuka surat) memang agak rumit. Karena ia memang mengandung banyak rahasia-rahasia dalam al-Qur’an. Abu Bakar As-Sidiq berkata:

في كلّ كتاب سرّ و سرّ القرآن فواتح السور

“Setiap kitab memiliki rahasia, dan rahasia Al-Quran terdapat dalam huruf-huruf pembuka surat”.

Beliau kemudian mencoba meriwayatkan sebuah penafsiran yang menurutnya agak pas. Lanjut beliau, alif lam mim merupakan kata-kata yang digunakan sumpah oleh Allah karena sangat mulia. Sehingga ada yang menafsiri bahwa setiap huruf itu sebenarnya mewakili nama Allah. Alif berasal dari lafad jalalah, Allah. Lam berasal dari sifat Allah, al-Lathif (yang maha lembut). Dan Mim diambil dari sifatnya, al-Majid (yang maha agung). Dari sini ia kemudian dikumpulkan dan dijadikan sebagai pembuka sebuah surat yang sarat akan makna rahasia.

Sedangkan dalam tafsirnya al-Qurthubi kekeh untuk tidak menafsiri ayat tersebut -sebagaimana yang dilakukan oleh imam Suyuthi. Sikap beliau ini didasari oleh beberapa qaul ulama besar. Diantaranya adalah Amir As-Sya’bi dan Sufyan As-Sauri yang mengatakan bahwa, alif lam mim merupakan salah satu rahasia Allah yang ada dalam al-Quran dan merupakan kategori ayat mutasyabihat yang memiliki makna samar, sehingga tidak perlu kita bahas. Hanya saja wajib kita imani dan baca.

Pendapat dua ulama ini juga diperkuat dengan ungkapan sahabat Abu Bakar:

فهذا يوضح أن حروفا من القرآن سترت معاينها عن جميع العالم، اختبارا من الله عز وجل، فمن آمن بها أثيب وسعد، ومن كفر وشك أثم

“Rahasia ini menunjukkan bahwa ada beberapa huruf yang disembunyikan maknanya oleh Allah sebagai ujian untuk kita. Barangsiapa yang mengimaninya maka akan diberi pahala dan hidup bahagia, dan barangsiapa yang kufur dan meragukan kebenaran rahasia tersebut maka ia berdosa”.

Walhasil menurut Abu Bakar, keimanan manusia memang benar-benar diuji. Kita sebagai hamba hanya menerima mandat untuk mengimaninya, tanpa banyak bertanya. Ibarat pembantu yang ditugaskan untuk mengangkat batu yang di bawahnya entah ada apanya.

Baca: Biografi KH. Faqih Abdul Jabbar Maskumambang

Para jamaah yang ada di Angkringan itu kelihatan udah pada mumet, karena omongan yang dikeluarkan Kiai Margajul terlalu muluk-muluk kata mereka. Walhasil satu-persatu dari murid sang kiai protes untuk membubarkan kajiannya dan meneruskan ayat kedua besok lagi. Wassalam, pungkas ki Margajul.

Oleh: Ahamdab Miftahul J.

Picture by pinterest.com