Sekilas Tentang Asal Usul Huruf Arab

Huruf alphabet arab atau yang lebih dikenal dengan sebutan huruf hijaiyah terdiri dari 28 huruf yang dimulai dengan huruf alif dan diakhiri dengan huruf ya. Apabila dibandingkan dengan jumlah huruf dari berbagai Bahasa di dunia yang berkisar 24 sampai 26 huruf maka jumlah huruf arab ini berada di pertengahan antara keduanya. Seperti contoh bangsa Yunani, Romawi, Persia, Sisilia dan Turki memiliki huruf antara 24 sampai 26 huruf, sedangkan bangsa Ibrani, Yunani, Kopti kuna, Hindustan dan lainnya rata-rata memiliki jumlah huruf antara 32 hingga 36 huruf.

Seorang ahli gramatika Arab yang bernama Sibawaihi dan Al Khalil menyebutkan dengan al huruful ‘arabiyyah atau huruful lughatil ‘arabiyyah yang berarti huruf Bahasa Arab, yang mana dengannya tersusun Bahasa Arab. Dari catatan sejarah dikatakan bahwa alphabet Arab yang berjumlah 28 huruf tersebut berasal dari huruf Nabthiyyah (Nabatea) yang sudah mulai digunakan oleh bangsa Arab di masa jahiliyyah atau masa pra Islam di samping huruf atau abjad Ibrani yang mereka pinjam dari orang Yahudi yang mana di masa sebelum Islam mereka sudah mendiami daerah-daerah di sekitar Yatsrib.

Baca: Isra’ Mi’raj, Sains Dan Shalat

Huruf Nabthiyyah adalah huruf yang digunakan oleh bangsa Nabthy yang mendiami bagian utara jazirah Arabi, sejak tahun 150 SM mereka memiliki sebuah pemerintahan yang kokoh. Wiliyah kekuasaan mereka meliputi daerah Damaskus, Madyan, Selat Aqaba, Hejaz, Palestina dan Hirah. Akan tetapi kerajaan ini dihancurkan oleh Imperium Rumawi pada tahun 105 M. Dengan jatuhnya kerajaan mereka maka mereka melarikan diri ke daerah pedalaman jazirah Arab sambil membawa budaya mereka yang kemudian mereka kembangkan di daerah baru tersebut. Di daerah baru inilah tulisan yang mereka bawa mengalami perkembangan yang pada akhirnya menjadi aksara Arab.

Bukti lain yang menguatkan bahwasanya aksara Arab berasal dari aksara Nabthy adalah ditemukannya tulisan pada batu atau yang lebih dikenal dengan nama Naqsh an Nammarah yang berangka tahun 328 M atau hampir tiga abad sebelum kehadiran Islam di jazirah Arab. Menurut para ahli  Naqsh an Nammarah dianggap sebagai suatu jenis tulisan yang pernah berkembang di kawasan sebelah utara jazirah Arab pada masa dulu dan sangat berpengaruh terhadap tulisan Arab yang muncul kemudian. Menurut Muhammad Al Husein Abdul Aziz dinyatakan bahwa Naqsh an Nammarah merupakan suatu contoh yang ada dari tulisan Nabthy yang dipandang sebagai asal usul tulisan Arab Hejazi yang bersahaja. Demikian penejlasan Muhammad Al Husen Abdul Aziz dalam bukunya yang berjudul Dirasatu fil ‘Imarati wa Fununil Islamiyyah.

Daerah hijaz yang terletak di pedalaman jazirah Arab pada saat itu penduduknya masih belum mengenal tulis baca dikarenakan masyarakatnya masih menganut sistem badawah atau berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain (nomaden). Sebagaimana orang-orang Hijaz sebenarnya orang-orang Nabthy sendiri juga merupakan kelompok masyarakat yang suka berpindah-pindah dari suatu daerah ke daerah lain, dan tradisi ini mungkin sudah menajdi kebiasaan yang turun menurun oleh masyarakat kuno yang berlokasi di daerah tandus dan bergurun pasir seperti di jazirah Arab.

Baca: Ikhwan Ash-Shafa: Organisasi Think Tank Bidang Pendidikan dalam Sejarah Peradaban Islam

Pada masa selanjutnya sistem angka yang berasal dari bangsa Nabthy berkembang di daerah Hijaz dan menggeser kedudukan angka Rumawi yang mana sebelumnya pernah menduduki kedudukan yang sangat penting. Hal ini disebabkan oleh munculnya Islam di daerah Hijaz pada abad ke-6 M, yang mana salah satu ajarannya adalah bagi pemeluknya untuk belajar membaca dan menulis. Dengan demikian maka bangsa Arab Quraisy yang semula adalah suatu suku bangsa yang buta huruf kemudian berubah menjadi suku bangsa yang melek huruf. Menurut Dr. Ahmad Amin yakni seorang guru besar sastra di Universitas Qohiroh di Mesir dalam bukunya yang berjudul Fajrul Islam menyatakan bahwa bangsa Arab pada masa pra Islam hanya memiliki 17 orang yang bisa membaca dan menulis, setelah hadirnya Islam berubah menjadi bangsa yang pandai menulis dan membaca. Pernyataan tersebut memberikan bukti bahwa Arab pra Islam merupakan bangsa yang tidak pandai menulis dan membaca.

Oleh: Tim Redaksi

Sumber: media.neliti.com

Picture by almunawwir.com