Pekan Ta’aruf: Modal Sosial Pesantren Dalam Menghadapi Pandemi

Malam kedua (02/02) santri baru Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek L melanjutkan kegiatan Pekan Ta’aruf dengan tema ”Modal Sosial Pesantren Dalam Menghdapi Pandemi” dan masih dalam sesi materi ke 2, pada kesempatan ini disampaikan oleh Pak Beni Susanto, M.A, beliau merupakan salah satu alumni Komplek L. Kemudian dilanjut sesi ke-Al Munawwiran yang di isi oleh Ustadz Abdus Salam, M.A, beliau menyampaikan materi seputar sejarah lahirnya Pondok Pesantren Al Munawwir, khususnya mulai dari siapa pendiri Pondok Pesantren Al Munawwir, Dzurriyahnya dan perkembangan Pondok Pesantren Al Munawwir. Dengan diselingi guyonan yang khas yang membuat tawa geli sehingga peserta tak bosan untuk selalu menyimak. Penyampainya pun sangat komprehensif dengan harapan para santri mengetahui seluk beluk sejarah tempat mereka singggah saat ini sebagai miniatur multikultural masyarakat.

Dilanjutkan pada hari ketiga yakni pada hari Rabu (03/02) diisi dengan perlombaan Cerdas Cermat Pesantren (CCP) yang diikuti oleh setiap kelompok Pekan Ta’aruf dan bertempat di Mushola Al Mubarok, perlombaan ini dimulai pada pukul 13.00 wib hingga pukul 16.30 wib. Pada malam harinya para peserta Pekan Ta’aruf masih diberikan materi tentang Living Qur’an yang disampaikan oleh Kiai Yunan Roni, M.Sc, beliau merupakan salah satu dewan asatidz di Madrasah Diniyyah Salafiyyah 4 Komplek L. Untuk sesi materi yang terakhir disampaikan oleh Bapak dr. Yaltafit Abror Jeem M.Sc, beliau menyampaikan tentang Pesantren dan Adaptasi Kebiasaan Baru.

Pagi hari pun tidak dibiarkan kosong begitu saja. Tentunya para panitia sebelumnya sudah menyusun acara dengan kegiatan yang positif, kegiatan Bakti Sosial menjadi agenda pagi hari oleh seluruh peserta Pekan Ta’aruf, dimana para peserta memberikan bahan pokok kepada warga desa di sekitar Komplek L, tentunya dengan menerapkan Prokol Kesehatan dan di dampingi oleh aparatur desa setempat. Disinilah para peserta diajarkan saling mengasihi sesama, memeberi kepada yang kekurangan, menjunjung  tinggi nilai solidaritas dan menunjukkan jiwa sosial yang tinggi.

Pada hari Kamis malam Jum’at (04/02)  kegiatan demi kegitan telah dilakukan, kini sampailah pada puncak acara yaitu malam penutupan Pekan Ta’aruf. Rangkaian acara dimulai dengan pembacaan Maulid, kemudian dilanjutkan dengan penampilan juara MSQ oleh peserta Pekan Ta’aruf angkatan 2020. Malam penutupan Pekan Ta’aruf diisi dengan mauidzoh hasanah oleh Dr. Abdul Jalil, S.Th.I, M.S.I.  dengan materi bagaimana posisi santri saat ini, beliau mengibaratkan seorang santri itu seperti kedudukan i’rob dalam nahwu, yakni; na’at, bayan dan badal. Sebagai seorang santri ada tiga tingkatan yang harus dilewati, yang pertama santri itu sebagai na’at, yang mana na’at itu membutuhkan man’ut atau yang diikuti, seorang santri harus patuh terhadap pengasuh dan asatidz yang ada di pondok. Yang kedua santri menjadi bayan, sebagai penjelas ataupun beliau mengibaratkan bayan itu menjadi seorang ustadz atau tenaga pengajar. Kemudian yang ketiga seorang santri menjadi sorang badal, yang mana itu sebagai pengganti. Diibaratkan santri kelak ketika sudah boyong dari pondok bisa menjadi pengganti ataupun meneruskan perjuangannya di daerah masing-masing.

Baca: Tak Kenal Maka Ta’aruf

Acara ini tentunya tidak kalah denga acara di kampus, bahkan menurut salah satu santri baru sebagai peserta Pekan Ta’aruf, acara ini lebih mengasyikkan dan banyak hal yang bisa diambil dari setiap kegiatannya. Dia juga menambahkan, bahwa acara seperti ini jarang dilakukan di Pesantren lainya, sehingga dengan adanya acara ini para santri baru mudah berinteraksi dan mengenal kepada sesama santri baru maupun santri lama. Mereka para santri baru sudah tidak lagi canggung dalam bergaul. Harapan penulis Pekan Ta’aruf ini tidak hanya sampai ta’aruf (saling mengenal) antar sesama saja, akan tetapi juga menyampaikan kepada tafahum (saling memahami) meningkat ke ta’awun (saling membantu dalam kebaikan) dilanjutkan ke tasamuh (toleransi) dan diakhiri dengan takaful (saling menjamin rasa aman). Sehingga acara ini tidak hanya sebatas tontonan, tetapi juga tuntunan.

Oleh: Tim Redaksi

Tak Kenal Maka Ta’ruf

Memasuki tahun ajaran baru para panitia Penerimaan Santri Baru Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek L disibukkan dengan tamu wajah-wajah baru, yakni calon santri dan penduduk baru pondok. Mereka sibuk mengurusi penerimaan, pendataan dan lain sebagainya. Tidak hanya itu saja, setelah Penerimaan Santri Baru  selesai, Pengurus Pondok Komplek L terutama santri baru akan disibukkan dengan berbagai kegiatan, salah satunya Pekan Ta’aruf. Suatu kegiatan yang memang diwajibkan bagi setiap santri baru yang masuk di Pondok Al Munawwir komplek L.

”Modal Sosial Pesantren Dalam Menghadapi Pandemi”, itulah tema besar dalam acara Pekan Ta’aruf pondok pesantren Al Munawwir Komplek L tahun ajaran 2020/2021. Tema ini diusung dengan keadaan sosial di masa sekarang yang mana seluruh elemen masyarakat sedang berjuang menghadapi pandemi, memang sangat sesuai untuk konteks dewasa ini.

Baca: Dua Murid KH M Munawwir Beda Nasib Bertemu Nasab

Malam selasa, 01 Februari 2021 acara ini resmi dibuka oleh bapak RT setempat. Gemuruh sorak peserta Pekan Ta’aruf lengakp dengan kostum putih dan atribut warna warni. Dilanjutkan dengan materi yang dibawakan oleh Pak Zainal Arifin salah satu dewan asatidz di Madrasah Diniyyah Salafiyyah 4 dan alumni Komplek L dengan sub tema “Kepesantrenan dan Kebangsaan”, sekedar informasi bahwa Beliau adalah lulusan Universitas di Amerika juga Australia. Peserta sangat antusias mendengar pemaparan beliau walaupun ada beberapa santri yang tak kuat menahan kantuk. Dalam materi malam pertama ini  diharapkan para peserta dapat memahami apa yang disampaikan yakni sebagai landasan para santri tentang kepesantrenan dan peranannya.

Setelah sesi pertama tentang “Kepesantrenan Dan Kebangsaan” selesai, dilanjutkan dengan kegiatan perkenalan pengurus Pondok Pesantren Pusat yang mana pada kesempatan kali ini diwakili oleh Gus Munadi yang tak lain ialah sebagai Lurah Pondok Pusat dan didampingi oleh Kang Wahid. Pada sesi perkenalan Pengurus Pondok Pusat ini diharapkan para santri baru bisa mengetahui tentang struktur kepengurusan setiap komplek yang ada di Al Munawwir juga diharapkan para santri baru bisa mengetahui atau paling tidak bisa kenal dengan salah satu personil Pengurus Pondok Pusat Al Munawwir.

Dilanjut dengan kegiatan selanjutnya yakni perkenalan Pengurus Pondok Komplek L, pada kesempatan kali ini dipimpin oleh Rizal Fathurrahman yang bertindak sebagai Lurah Pondok Komplek L periode 2020/2022. Pada sesi ini diperkenalkan para pengurus Pondok Komplek L berikut dengan divisi dan tugasnya, diharapkan pada sesi ini santri baru bisa mengetahui dan mengenali para pengurus pondok yang mana para pengurus ini kedepannya yang akan mengurusi kegiatan mereka di Komplek L.

Setelah melewati beberapa sesi dari rangkaian pembukaan acara di malam pertama santri baru pun melakukan apel malam guna melengkapi persyaratan yang sudah disampaikan oleh Panitia Pekan Ta’aruf satu minggu sebelumnyapada saat Technical Meeting, setelah melakukan apel malam santri baru dipersilahkan untuk istirahat. Malam itu terasa sangat hidup karena semua peserta juga diwajibkan melakukan shalat malam, tentunya ini bertujuan untuk membiasakan hal baik pada santri baru agar terlaksana tidak hanya pada saat Pekan Ta’aruf saja.

Baca: Penyangga Langit Krapyak Tersisa Satu

Setelah melakukan agenda kegiatan shalat malam berjama’ah santri baru pun melakukan shalat subuh berjamaah dan dilanjutkan dengan kegiatan deresan al-Qur’an bersama di Mushola al-Mubarok Komplek L, rangkaian kegiatan untuk malam pertama pun berakhir pada pagi hari. Adapun kegiatan selanjutnya yakni Lomba Adzan dan Muabaqoh Syarhil Qur’an yang akan dilaksanakan pukul 13.00 wib. Lomba ini bertujuan untuk menjaring minat dan bakat santri baru yang memiliki minat ataupun bakat dalam bidang tertentu.

Oleh: Tim Redaksi