Penggunaan pasta gigi rasa siwak
Beberapa perusahaan industri pasta gigi terkemuka seperti Pepsodent dan Sasha juga mengeluarkan pasta gigi varian rasa siwak. Tentu hal ini memiliki daya tarik yang besar bagi orang awam yang langsung beranggapan bahwa menggunakan pasta gigi rasa siwak ini merupakan bentuk kesunahan. Padahal, hal ini tidak sepenuhnya benar demikian. Hal ini dikarenakan pasta gigi disini diibaratkan seperti benda cair, yang mana benda cair ini tidak dapat disamakan dengan siwak. Karena bersiwak dengan menggunakan kayu arok memiliki keutamaan yang lebih tinggi daripada menggunakan alat yang lain. Dalam kitab Ianatu at-Thalibin karya Syekh Zainuddin al-Malibari mengatakan :
والحاصل أن الاستياك بالأراك أفضل، ثم بجريد النخل، ثم الزيتون، ثم ذي الريح الطيب، ثم غيره من بقية العيدان وفي معناه الخرقة. فهذه خمس مراتب، ويجري في كل واحد من الخمسة خمس مراتب، فالجملة خمسة وعشرون، لأن أفضل الأراك المندى بالماء، ثم المندى بماء الورد، ثم المندى بالريق، ثم اليابس غير المندى، ثم الرطب بفتح الراء وسكون الطاء، وبعضهم يقدم الرطب على اليابس
“Kesimpulannya adalah bersiwak menggunakan kayu arok lebih diutamakan. Kemudian urutan penggunaan setelahnya menggunakan daun kurma (yang belum tumuh daunnya), lalu dengan kayu zaitun. Kemudian kayu yang memiliki bau yang harum, lalu selain kayu arok dari semua jenis kayu. Dan inilah lima urutan alat yang digunakan untuk bersiwak. Setiap satu dari kelima urutan tersebut memiliki lima tingkatan, sehingga teradapat dua puluh lima tingakatan keutamaan alat yang digunakan untuk bersiwak. Yang paling utama adalah menggunakan kayu arok yang dibasahi dengan air, kemudian dibasahi dengan air mawar, kemudian dibasahi dengan air ludah, kemudian kayu yang tidak basah (kering), kemudian kayu yang basah. Walaupun sebagian ulama ada yang mendahulukan kayu yang basah daripada mendahulukan kayu yang kering.” Ianatu at-Thalibin (juz 1 hal. 57)
Ditambah lagi bersiwak dengan kayu arok merupakan bentuk ittiba’ (mengikuti) Nabi Muhammad Saw dan ditambah lagi adanya khasiat yang ditimbulkan ketika bersiwak menggunakan kayu tersebut. Dalam kitab Tuhfatul Muhtaj fi Syarhil Minhaj karya Imam Ibnu Hajar al-Haitami mengatakan :
وأولاه الأراك للاتباع مع ما فيه من طيب طعم وريح وتشعيرة لطيفة تنقي ما بين الأسنان
Dan alat yang paling utama ketika bersiwak adalah kayu arok karena mengikuti Nabi dan sesuatu (khasiat) yang ada didalamnya seperti menghilangkan bau mulut (yang berasal dari makanan) dan adanya serabut lembut yang memebersihkan sela-sela gigi. (Tuhfatul Muhtaj fi Syarhil Minhaj juz 1, hal. 215)
Maka dari itu derajat keutamaan ketika bersiwak dengan menggunakan kayu arok tidak sama jika dibandingkan dengan pasta gigi seperti pada umumnya, karena hilang unsur ittiba’nya walaupun dari unsur khasiatnya masih ada.
Wallahu a’lam.