
Krapyak, Madrasah Salafiyyah IV—Senin malam lalu, suasana di Madrasah Salafiyyah IV kembali dihangatkan oleh kegiatan rutin yang sangat dinanti: Musyawarah Mingguan. Digelar pada Senin, 28 Juli 2025, mulai pukul 21.30 hingga 23.30 WIB, musyawarah ini menjadi wadah penting bagi para santri untuk semakin memahirkan diri dalam bidang kitab kuning dan mempersiapkan diri untuk mengabdi di tengah masyarakat.
Kegiatan musyawarah dibagi menjadi dua lokasi, sesuai dengan tingkatan marhalah santri. Santri Marhalah Awwal berkumpul di Limasan, sementara santri Marhalah Tsani melaksanakan musyawarah di Mushola. Pembagian ini bertujuan untuk mengoptimalkan proses belajar dan diskusi sesuai dengan kapasitas dan kurikulum masing-masing tingkatan.
Musyawarah Mingguan kali ini dipandu oleh petugas-petugas yang berkompeten di bidangnya. Untuk Marhalah Awwal, amanah musyawarah diemban oleh santri kelas Tsani Sorogan tatbiq di bawah bimbingan Ustaz Nabil Hawari. Sementara itu, Marhalah Tsani dipimpin oleh santri kelas Robi’ Sorogan tatbiq yang dibimbing langsung oleh Ustaz Lilik Maryanto. Keberadaan para ustaz pembimbing ini memastikan diskusi berjalan terarah dan mendalam.
Materi yang dikaji dalam musyawarah kali ini juga sangat relevan dengan tujuan penguasaan kitab kuning dan pemahaman problematika masyarakat. Marhalah Awwal fokus mengkaji Kitab Ahkamut Thaharah, dengan bagian yang dibaca adalah “أو مسيل للشرب” (Au Masilun Lissyurbi). Kajian ini membekali santri dengan pemahaman dasar fiqih yang sangat esensial dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, Marhalah Tsani menyelami pembahasan yang lebih kompleks dalam Kitab Ahkamul Buyu’ (Hukum-hukum Jual Beli), dengan fokus pada bagian “وسبع لا ينفع” (Wa Sab’un La Yanfa’). Pemahaman akan fiqih muamalah ini sangat vital bagi santri agar mereka tidak hanya cakap dalam ilmu agama, tetapi juga mampu menguasai dinamika sosial dan ekonomi di masyarakat.
Musyawarah Mingguan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan investasi penting bagi Madrasah Salafiyyah IV dalam mencetak generasi santri yang tidak hanya alim dalam ilmu syariat, tetapi juga cakap dalam berinteraksi dan memberikan solusi bagi permasalahan umat. Kegiatan ini adalah bukti komitmen Madrasah dalam melahirkan para santri yang siap menjadi penerus estafet keilmuan dan pengabdi masyarakat.