Kyai Muhammad Tanwir Abdul Jalil Dan Ketawadhuannya

Kyai Muhammad Tanwir Abdul Jalil adalah sosok kyai yang sangat tawadhu. Sikap tawadhu beliau cukup masyhur dimasyarakat sekitar Krapyak, salah satu kebiasan yang mencerminkan ke tawadhu-an beliau adalah ketika hendak ke Masjid Al Munawwwir Krapyak, dari pintu gerbang beliau sudah menuntun sepedanya, tidak pernah beliau berani mengendari sampai masuk ke area Masjid. Hal serupa juga di ungkapkan oleh putra beliau yaitu Gus Hafidz ketika menceritakan sikap tawadhu beliau. “Bapak tidak pernah merasa lebih bisa dari siapapun bahkan dari santrinya sendiri” ungkap Gus Hafidz Tanwir ketika di wawancarai kru el-tasriih.

Tawadhu juga menjadi alasan beliau memperistri cucu KH. M. Munawwir yaitu Ibu Nyai Siti Rohmah binti Asyaithibi. Saking tawadhu-nya selain masalah hukum, beliau  selalu mengalah kepada istrinya, mengalah di sini bukan berarti kalah akan tetapi karena beliau memandang Ibu Nyai Siti Rohmah bukan hanya sebagai istri melainkan juga sebagai putri dari gurunya.

Baca: Amalan Satus Tembus

Saat mengajar al-Quran di PP. Al-Munawwir Komplek L, metode yang beliau terapkan sama seperti metode yang pernah beliau dapatkan dari gurunya. Ketika bacaan santri salah beliau langsung menuntun dan memebenarkanya, seperti yang di ungkapkan santri yang pernah mengaji kepada beliau yaitu Akhmad Haris yang mengungkapkan:

“Simbol kalau sudah boleh naik ke surat berikutnya adalah telunjuk beliau ketika beliau sudah mengangkat jari telunjuk berarti santri sudah boleh melanjutkan ke surat berikutnya tetapi kalau belum, santri harus kembali mengulanginya kembali”. ucap Kang Haris

Dokumentasi foto oleh M. Mudzakir Putra ke-6 beliau

Kang Haris juga menambahkan beliau adalah sosok yang sangat sabar dalam mengajar, telaten dan juga istiqomah. Mbah Yai Tanwir sering sekali lebih dulu hadir di sebelum para santrinya datang. Beliau memiliki kebiasaan yang selalu dilakukan yaitu nderes Sambil berjalan di sekeliling Pondok sebelum mengajar. Pesan yang selau di ingat oleh Akhmad Haris sebagai salah satu santrinya adalah “Urip kuwe kudu Sing Sabar Yo” karena ungkapan Ini adalah pesan terakhir beliau ketika menjelang wafat.

Oleh: Tim Redaksi

Sumber: El Tasrih Komplek L