Temu Alumni Perdana Madrasah Salafiyyah IV: Merajut Sinergi dan Kemajuan Bersama

Memperingati Haul ke-85 Almaghfurlah KH. M. Munawwir, Madrasah Diniyah Salafiyyah IV Pondok Pesantren Al Munawwir Komplek L menggelar temu alumni perdana pada Kamis, 12 Desember 2024. Acara ini menjadi momentum berharga bagi para alumni lintas generasi yang hadir untuk mempererat silaturahmi sekaligus membahas masa depan bersama.

Kepala Madrasah Salafiyyah IV, Abdurrohman, dalam sambutannya menyampaikan bahwa temu alumni ini adalah langkah awal yang strategis untuk membangun jaringan antar-alumni yang solid.

“Selama 20 tahun berdiri, madrasah ini belum memiliki wadah resmi bagi para alumni. Temu alumni ini diharapkan menjadi awal kebangkitan bagi sinergi yang lebih baik antara alumni dan madrasah,” ujar beliau.

Acara ini tidak hanya sekadar ajang temu kangen, tetapi juga menjadi bagian dari visi besar yang diusung oleh pengasuh Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek L. Salah satu tujuannya adalah memperbaiki dan memperbarui database alumni, sekaligus membuka peluang kontribusi alumni untuk mendukung pengembangan madrasah, terutama melalui rencana pengajian kitab klasik sebagai kegiatan rutin yang melibatkan para alumni.

Puncak dari temu alumni ini adalah lahirnya keputusan penting: pembentukan wadah alumni resmi yang dinamakan IMSA (Ikatan Mutakharijim Salafiyyah Empat). IMSA diharapkan menjadi organisasi yang memfasilitasi sinergi antar-alumni dari berbagai angkatan. Lebih dari itu, wadah ini bertujuan untuk membawa maslahat bersama, baik bagi alumni maupun madrasah.

“IMSA bukan hanya tempat berkumpul, tetapi juga wadah untuk berkontribusi nyata demi kemajuan Madrasah Salafiyyah IV dan Pondok Pesantren Al Munawwir secara umum,” tambah Abdurrohman.

Dengan dihadiri para alumni dari berbagai generasi, acara ini membuktikan bahwa semangat kebersamaan tetap terjaga meski dipisahkan oleh waktu dan jarak. Ke depan, IMSA diharapkan menjadi katalisator bagi berbagai program inovatif, mulai dari kegiatan keilmuan hingga kontribusi sosial yang memberikan manfaat luas bagi umat.

Haul ke-85 KH. M. Munawwir kali ini tidak hanya menjadi momen mengenang jasa beliau, tetapi juga menandai babak baru perjuangan Madrasah Salafiyyah IV bersama para alumninya. Semoga langkah besar ini menjadi pijakan untuk lebih banyak kebaikan yang dapat diwujudkan bersama.

Kilas Balik: Pelantikan Kepala Madrasah Diniyah sebagai Regenerasi dalam Pengembangan Keilmuan Salaf

Pada Kamis malam, 31 Oktober 2024 lalu, Madrasah Diniyah Salafiyyah IV Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek L menggelar pelantikan Kepala Madrasah yang baru. Ustadz Abdurrahman dilantik secara resmi sebagai Kepala Madrasah periode 2024-2026, menggantikan Ustadz Taufik Ilham yang telah menjalankan amanah ini sejak tahun 2019 hingga 2024.

Madrasah Diniyah Salafiyyah IV merupakan bagian dari organisasi pesantren yang berfokus pada pengembangan sistem keilmuan salaf. Lembaga ini berkomitmen untuk menjaga dan menyebarluaskan ilmu salaf di lingkungan pesantren serta memberikan pendidikan agama yang berkualitas dan mendalam.

Dalam sambutannya, pengasuh Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek L, KH. M. Munawwar Ahmad, menekankan pentingnya pergantian kepemimpinan sebagai bentuk regenerasi yang harus dijalankan dengan niat ibadah.

“Semua tanggung jawab di pesantren ini saling berhubungan. Orang yang mengaji membutuhkan listrik, butuh penerangan, dan perlu ada yang menyiapkan semua fasilitas tersebut. Setiap wadifah atau tanggung jawab ini saling mendukung dan harus diniati sebagai ibadah,” ungkap beliau.

Pesan ini memperkuat makna bahwa peran di pesantren bukan sekadar formalitas, tetapi merupakan amanah dengan nilai spiritual tinggi yang menciptakan kebersamaan dan kemandirian komunitas. Pergantian kepemimpinan di Madrasah Diniyah Salafiyyah IV ini diharapkan dapat melanjutkan dan mengembangkan upaya dalam membina santri dengan semangat keikhlasan dan pengabdian.

Dengan kehadiran Abdurrahman sebagai pemimpin baru, Madrasah Diniyah Salafiyyah IV diharapkan dapat melanjutkan visi yang telah dirintis oleh para pendahulu, menghadirkan inovasi, dan semakin menguatkan peran madrasah dalam mengajarkan nilai-nilai salaf yang lurus dan rahmatan lil ‘alamin.

KH Miftachul Akhyar Terpilih Menjadi Ketua Umum MUI Pusat

KH Miftachul Akhyar terpilih menjadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat periode 2020-2025. Kiai Miftach secara resmi menggantikan KH Ma’ruf Amin berdasarkan hasil Musyawarah Nasional (Munas) X MUI yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis (26/11) malam. Pada pidato pertamanya usai terpilih, Kiai Miftach mengajak seluruh pengurus MUI yang terpilih agar mampu memberikan pencerahan terhadap umat di tengah maraknya disrupsi teknologi saat ini.

“Situasi kondisi yang mungkin bisa disebut sebagai zaman disrupsi teknologi merupakan kewajiban kita sebagai pewaris para anbiya, untuk bisa memberikan pencerahan pada umat sekaligus tanggung jawab kita sebagai mitra pemerintah,” kata Pengasuh Pesantren Miftachussunnah Surabaya ini. Sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia, diharapkan MUI mampu memberi solusi dengan pelbagai kontribusinya bagi kehidupan dunia saat ini.

“Indonesia yang merupakan negara terbesar penduduk muslimnya, ini betul-betul bukan besar jumlahnya, tapi produknya yang saat ini dinantikan oleh bangsa di seluruh dunia saat ini,” kata Kiai Miftah yang juga Rais ‘Aam PBNU ini. Pengumuman hasil musyawarah tim formatur Munas ini dipimpin langsung oleh KH Ma’ruf Amin yang pada periode baru ini terpilih sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat. Dalam menjalankan tugas ketua, KH Miftachul Akhyar didampingi Wakil Ketua Umum Anwar Abbas dan Sekretaris Jenderal Amirsyah Tambunan. Sementara Bendahara Umum diamanatkan pada Misbahul Ulum. “Suasananya sangat cair, tidak alot, sehingga alhamdulillah pertemuan hasilkan keputusan Dewan Pengurus Harian dan Dewan Pertimbangan,” kata Kiai Ma’ruf pada momentum yang disiarkan langsung akun Youtube Official TV MUI, Jumat (27/11) dini hari. KH Ma’ruf Amin mengibaratkan MUI seperti kereta api yang memiliki rel atau jalan dan memiliki rute serta tujuan yang jelas. Kereta ini juga memiliki stasiun dan banyak membawa gerbong. Gerbong ini menurut Kiai Ma’ruf merupakan cerminan beragam ormas dan kelembagaan Islam dalam MUI yang di dalamnya membawa banyak penumpang.

“Setiap orang yang berada di dalamnya harus ikut dengan masinis. Bersama-sama menuju tujuan yang sudah ditetapkan. Orang yang tidak sesuai dengan tujuan dan jalan yang harus dilalui, sebaiknya tidak naik kendaraan MUI. Sebaiknya dia menggunakan kendaraan lain saja yang lebih sesuai dengan selera dan keinginannya,” kata Kiai Ma’ruf.

Munas ini diikuti oleh utusan dari Dewan Pimpinan MUI Pusat dan Provinsi seluruh Indonesia secara online dan offline. Sebanyak 130 peserta hadir secara offline (luring) dan 300 peserta online (daring). Selain pemilihan ketua, Munas MUI yang dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu (25/11) malam ini juga melakukan berbagai sidang-sidang komisi yang terdiri atas empat komisi. Komisi tersebut meliputi Komisi PD/PRT, Komisi Garis-Garis Besar Program Kerja Nasional, Komisi Fatwa, dan Komisi Rekomendasi/Taujihat.

Photo by pwnujatim.or.id

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/124908/kh-miftachul-akhyar-terpilih-menjadi-ketua-umum-mui-pusat